Berikut profil Daerah Otonomi Baru (DOB) Provinsi Papua Selatan yang telah diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Tito Karnavian, pada Jumat (11/11/2022). Selain Papua Selatan, Tito Karnavian juga meresmikan Provinsi Papua Tengah dan Papua Pegunungan. Peresmian provinsi baru ini merupakan bagian penting untuk wilayah Papua dan Indonesia.
"Hari ini kita melaksanakan dua kegiatan penting baik untuk Papua maupun bagi bangsa Indonesia karena pada hari ini melaksanakan peresmian tiga provinsi baru di Papua," "Menambah dari 34 provinsi Indonesia jadi 37 provinsi yaitu Papua Selatan Papua Tengah dan papua Pegunungan," kata Tito Karnavian, dikutip dari . Penetapan itu mengacu pada tentang Pembukaan Provinsi Papua Selatan.
Diketahui, ibu kota Provinsi Papua Selatan adalah Merauke yang berada di kabupaten Merauke. Provinsi Papua Selatan memiliki luas wilayah sebesar 131.493 kilometer persegi, dan terdapat empat kabupaten. Memiliki luas 46.792 kilometer persegi, Kabupaten Merauke merupakan daerah terluas dan berbatasan langsung dengan Papua Nugini.
Papua Selatan terdapat 30 distrik, dataran rendah, dan rawa rawa. Memiliki luas sekitar 27.108 kilometer persegi, Kabupaten Boven Digoel ini terdiri dari sungai sungai kecil serta sungai besar yang warganya sebagian besar menggeluti sektor perikanan. Dikutip dari , Boven Digoel ini dibangun pada 1927 sebagai tempat pembuangan bagi tokh tokoh bumi yang dianggap berbahaya bagi Pemerintahan Hindia Belanda.
Kabupaten Mappi ini mempunyai sumber daya laut dan hutan bakau yang besar. Hal itu membuat warga sebagian besar berada disektor pertanian dan perikanan. Luas wilayahnya mencapai 23.824 kilometer persegi dan terdiri dari 15 distrik.
Dikutip dari , Kabupaten Asmat memiliki luas wilayah 23.746 kilometer persegi. Sebagian besar merupakan hutan, Kabupaten Asmat ini menjadi salah satu komoditas bagi kehutanan yang sangat strategis. Selain memiliki empat kabupaten, Provinsi Papua Selatan juga memiliki empat batas daerah yang dikutip dari .
Provinsi Papua Selatan ini merupakan wilayah ada Anim Ha yang merujuk pada suku Marind. Suku Marind juga merupakan suku terbesar yang berada di wilayah Papua Selatan yang terdiri dari tujuh marga. Dikutip dari Kompas.com, suku Marind memiliki kepercayaan kepada dema.
Dema merupakan roh yang dipercaya dapat menjelma sebaga apapun, baik manusia, binatang, batu, atau pun tanaman. Sebagian besar suku Marind mempertahankan hidupnya dengan cara berburu, bercocok tanam, serta meramu, selain itu juga terkenal makanan khasnya yakni olahan sagu. Sebagai sumber makanan pokok, masyarakat Marind menganggap sagu sebagai 'Raja' yang harus dihormati.
Hal tersebut menjadikan sagu digunakan sebagai ritual adat dan syarat perkawinan. Sebagai informasi, masyarakat Marind dibagi menjadi dua yakni tinggal di pesisir pantai dan di pedalaman. Keduanya pun berbeda dalam hal rituan, cara hidup, serta struktur sosialnya.
Masyarakat di Papua Selatan tinggal di kampung yang memiliki sebuah rumah bujang yang ditinggali oleh lelaki remaja. Rumah bujang tersebut biasanya disebut dengan Gotad. Disekitar Gotad terdapat rumah rumah keluarga (oram aha) atau rumah kaum wanitayang lebih kecil ukurannya.